Wanita Haid, Bolehkah Tetap Menjalankan Rukun Haji dan Umrah?
Wanita dikaruniai fitrah yang berbeda dengan pria, salah satunya adalah harus mengalami yang namanya menstruasi atau haid setiap bulannya. Banyak hal yang tidak bisa dilakukan oleh wanita saat masa haid terutama dalam aktivitas ibadah, karena salah satu syarat mengerjakan ibadah yaitu suci dari hadas serta najis. Sedangkan darah haid termasuk hadas besar, sehingga kegiatan ibadah bisa dilakukan saat seseorang sudah bersuci (thaharah).
Photo by Maria Teneva on Unsplash
Lalu, bagaimanakah bila seorang wanita yang sedang menunaikan ibadah haji atau umrah kemudian ia memasuki masa haid? Apakah hajinya sah, dan bagaimana cara mengatasinya? Mungkin sebagian dari kita belum memahami ilmu dan informasi yang lengkap tentang hal ini. Berikut akan dijelaskan bagaimana cara menghadapi situasi seseorang yang haid saat melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Agar ibadah haji dan umrah semakin maksimal, yuk simak informasinya hingga akhir!
Bolehkah Menjalankan Rangkaian Ibadah Haji dan Umrah Saat Haid?
Ketika menunaikan ibadah haji maupun umrah, ada ritual ibadah yang tidak boleh dikerjakan yaitu thawaf. Hal ini didasarkan pada hadits, dari Aisyah ia berkata, Nabi SAW telah bersabda,
“ Lakukan apa saja yang dilakukan oleh orang yang menunaikan ibadah haji kecuali thawaf di tanah suci hingga engkau suci.” (HR. Muslim)
Dalam hadits Nabi yang lain menyebutkan, “Thawaf mengelilingi Ka’bah adalah shalat. Oleh sebab itu jangan banyak bicara di dalamnya.”
Dari hadits tersebut bisa disimpulkan bahwa thawaf yang merupakan salah satu rukun haji dan umrah, bentuk ibadahnya serupa dengan shalat, yang syarat sahnya wajib dalam keadaan suci atau terbebas dari hadas kecil ataupun hadas besar. Sedangkan haid termasuk ke dalam hadas besar, jadi harus menunggu suci untuk bisa mengerjakan thawaf.
Dalam hadits dari Aisyah yang lain, bunda Aisyah menceritakan pengalamannya ketika perjalanan beribadah haji bersama Rasulullah, kemudian ia mengalami haid.
“Aku ikut dalam haji wada’ bersama Rasulullah SAW, ketika sampai di Makkah, aku mengalami haid sehingga tidak bisa melakukan thawaf di Ka’bah dan tidak mengerjakan rukun sa’i. Akupun menceritakan hal ini pada Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda, ‘Lepas gelunganmu, bersisirlah serta berniatlah ihram untuk melakukan haji’.” (HR. Bukhari)
Photo by Muhammad Faiz Zulkeflee on Unsplash
Jadi, yang diharamkan untuk dikerjakan ketika wanita haid hanyalah rukun thawaf. Sedangkan bentuk ibadah yang lain seperti sa’i, wukuf di Arafah, mabit di Mina dan Musdalifah tetap boleh dikerjakan.
Ada beberapa pendapat mengenai pelaksanaan haji seorang wanita ketika mengalami haid, terutama dalam hal thawaf ini. Menurut madzhab Syafii, seorang wanita yang sedang haid boleh mengerjakan rangkaian ibadah haji kecuali thawaf, dan wajib menunggu hingga kondisi suci baru melaksanakan thawaf.
Berbeda dengan madzhab Hanafi yang berpendapat bahwa pelaksanaan thawaf harus dalam kondisi suci. Maka, apabila seorang wanita yang tengah haid melakukan thawaf, maka thawafnya sah terapi harus membayar dam atau denda. Dalilnya adalah firman Allah, “Hendaknya mereka mengerjakan thawaf di sekitar Ka’bah.” (QS. Al-Hajj: 9)
Pendapat lainnya, apabila seorang wanita melaksanakan haji lalu ditengah-tengah haid, maka thawafnya boleh diwakilkan oleh orang yang telah melakukan thawaf. Pendapat terakhir, boleh dengan mengonsumsi obat yang dapat mencegah atau menghentikan haid untuk sementara waktu. Kemudian ia bersuci dan melakukan thawaf.
Hal yang Wajib Dilakukan Agar Ibadah Haji dan Umrah Tetap Berjalan Lancar Saat Haid
Nah, supaya ibadah haji Anda berjalan dengan lancar, ada beberapa hal yang harus Anda lakukan. Berikut tipsnya:
-Seorang wanita yang mengalami haid ketika haji, mencoba untuk menerima dengan ikhlas ketentuan Allah yang terjadi. Menyadari betul bahwa hal tersebut merupakan ketentuan dari Allah, dan berusaha untuk meninggalkan larangan saat haid sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.
-Memperbanyak dzikir kepada Allah, melaksanakan bentuk ibadah lain dalam rangkaian ibadah haji yang dibolehkan dengan sungguh-sungguh contohnya sai, wukuf, mabit dan seterusnya.
- Jika memilih opsi untuk minum obat pencegah haid, pastikan darah menstruasi benar-benar berhenti dan Anda dalam keadaan suci.
-Adapun yang membolehkan untuk tetap mengerjakan thawaf ketika haid, pastikan untuk membersihkan diri dan memakai pembalut yang aman supaya darahnya tidak tembus dan mengenai masjid.
Nah, itu dia beberapa hal terkait pelaksanaan haji dan umrah saat haid. Semoga dapat memberikan ilmu dan informasi kepada Anda ketika mengalami hal tersebut saat menunaikan haji atau umrah.